TRANSLATE

Thursday, June 11, 2015

SISTEM RHESUS

  

   Pada tahun 1940 K. Landstainer dan A.S. Wiener memperkenalkan golongan darah sistem rhesus (Rh).  Nama rhesus berasal dari nama kera di India Mocacus Rhesus. Rhesus dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu  Rh+ (Rhesus Positif) dan Rh- (Rhesus Negatif). Seseorang dikatakan bergolongan Rh + (Rhesus Positif) jika didalam darahnya mengandung antigen Rh. Sebaliknya , jika  Rh- (Rhesus Negatif)  di dalam darahnya tidak mengandung antigen Rh.
  Sel darah yang memiliki Antigen Rh disebut Rh+ (Rhesus Positif), 85% dimiliki oleh orang berkulit berwarna,sedangkan yang tidak memiliki Antigen Rh disebut Rh- (Rhesus Negatif), 85% dimiliki oleh orang yang memiliki kulit putih. Gen yang bertanggung jawab dalam pembentukan antigen  Rh adalah gen dominan  R, sedangkan  gen yang resesif r menyebabkan orang tidak mampu membentuk antigen Rh. Dengan demikian,  kemungkinan genotipe golongan darah Rh+ adalah RR sedangkan genotipe golongan darah Rh-  adalah  rr.
  Dalam keadaan normal, baik  Rh + (Rhesus Positif) dan Rh-  (Rhesus Negatif).dalam sel  eritrosit maupun  plasma darah tidak dibentuk zat anti- Rh. Tetapi, jika ada seseorang bergolongan darah  Rh-  (Rhesus Negatif)  mendapat donoran darah dari  Rh+ (Rhesus Positif), maka tubuh orang tersebut membentuk zat anti-Rh yang berakibat menghancurkan antigen-Rh yang berasal dari darah donor. Hal ini berlaku terhadap seorang istri bergolongan darah Rh-  dan bersuami  Rh+  homozigot. Jika istri tersebut hamil maka, anak yang dikandungnya akan selalu bergolongan darah yaitu Rh+ (Rhesus Positif).

P1            :   Pria (RR)                 ><                         Wanita (rr)
                          Rh+                                                     Rh-
G              :         R                                                         r                                                
F1            :       Rr (Rh+)                      

*Contoh perkawinan antara wanita bergolongan darah Rh-  dan pria bergolongan darah Rh+

  Pada saat janin memperoleh nitrisi dari darah ibu, berarti antigen Rh yang berasal dari darah bayi akan menuju ke darah ibu. Hal tersebut  menyebabkan pembentukan zat anti-Rh dalam darah ibu yang dirangsang oleh masuknya antigen-Rh janin. Pada saat darah ibu yang sudah mengandung zat anti-rh masuk ke tubuh bayi, dalam tubuh bayi tersebut terjadi kerusakan sel eritrosit dan banyak terbentuk eritoblas. Eritoblas merupakan eritrosit yang mempunyai kemampuan mengikat oksigen yang sangat rendah.Anak pertama dari kelahiran ini akan selamat karena sel eritrosit yang rusak  tidak terlalu banyak . Akan tetapi kelahiran anak selanjutnya biasanya akan mati  (eritroblastosis fetalis).

No comments:

Post a Comment